Senin, 26 November 2012

Flash Fiction - Kapal Pecah

Kubuka perlahan mataku dibawah kelipnya lampu yang menyilaukan pandangan. Kubuka lebar mulutku dari sekian lama menutupnya di bawah alam sadarku. Dengan malas ku pandangi sekeliling ruang yang ada disekitarku sambil menggaruk-garukkan kepala.
"Selalu saja seperti ini," keluh ku sambil menghela nafas panjang.
Laporan-laporan berserakan ditemani sampah-sampah yang berhamburan disekelilingnya. Tampak sisa makanan dan minuman tak luput dari pandangan yang mencekam itu. Setiap minggunya situasi ini lah yang selalu menghiasi suasana kamar ini seperti layaknya telah dilaksanakan sebuah pesta besar di tempat tersebut.
Kubaringkan kembali tubuhku yang begitu lemas ke atas kasur ku yang menemaniku setiap malamnya. Ku ambil handphone ku yang tak jauh terletak dari bantal. Tiba-tiba sebuah pesan masuk datang membayangi benak dalam pikir ku.
Sayang, sebentar lagi aku ke kost mu ya, ada yang perlu aku bicarakan.
Serentak aku kaget setengah mati melihat pesan singkat yang datang tiba-tiba seperti kilat yang menyambar. Aku hanya bisa terduduk pasrah menghadapi kondisi kapal pecah yang ada di sekelilingku ini.

2 komentar: