Rabu, 16 Januari 2013

[Fanfic] AKB48 - Motif Kotak-Kotak

Konbanwa Minna-san! ^_^
Ogenki Desuka? sudah lama tidak menyapa halaman blogku yang sekarang sudah mulai berdebu karena telah ditelantarkan tuannya (Kasihan!). Apa boleh buat, setelah berjuang mati-matian di medan peperangan menghadapi Kalkulus I, Fisika Dasar, Kimia Umum, Biologi Umum, dan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu karena begitu banyaknya. Oke kali ini untuk mengisi kekosongan yang telah kubuat selama ini, maka saya putuskan untuk membuat sebuah fanfic pertama saya. Dan untuk yang pertama fanfic yang saya buat adalah fanfic tentang AKB48, salah satu idol grup di Jepang yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Untuk permulaan, Ane membuat sebuah fanfic yang diinspirasi dari sebuah PV AKB48.
Ok Let's Begin The Story!

*************************************************************************************************************************

Title: Motif Kotak-Kotak
Author: Ramadhan Pratama
Genre: Persahabatan, Remaja
Main Cast: Ooshima Yuuko, Watanabe Mayu
Other Cast: Yuki Kashiwagi, Sashihara Rino
Inspiration: PV AKB48 - Gingham Check Takahashi Eiki Version

*************************************************************************************************************************

Seorang gadis membuka matanya, tampak jelas dihadapan matanya ruangan yang begitu luas dipenuhi dengan tumpukan boneka di sekelilingnya. Tak ada satupun yang menemaninya di ruangan yang begitu luas tersebut. Gadis tersebut hanya terdiam mengingat kembali ingatan-ingatan yang dia lalui.

"Disini, semua keindahan... Semua senyuman indah itu tak satupun Aku memiliki semua itu. Aku sering berbohong. Hidup yang kita lewati tak tersisa sedikitpun dalam diriku ini. Aku tak ingat semua hal yang kusuka... kebahagian, kesedihan, kekesalan, atau sesuatu yang enak.."

Gadis tersebut mulai menghentikan lamunannya dan mengambil beberapa bungkus snack yang ada di depannya. Meskipun berbeda, tapi baginya semua terlihat sama. Snack tersebut dibuat oleh orang lain yang tak dikenalnya. Gadis itu mulai mengambil pilihannya dan perlahan membiarkannya melewati tenggorakannya.

Setelah beberapa potong, snack tersebut ternyata menolak tenggorakan gadis itu. Gadis itu mencoba menahan sesaat agar snack tersebut tak lekas meninggalkan mulutnya. Dengan langkah kilat,dia menuju ke kamar mandi memuntahkan snack yang telah masuk ke mulutnya. Seperti itu lah kejadian yang terus berulang dalam kehidupannya.

Gadis itu hanya bisa kembali ke dalam kamarnya dan mengurung diri dan menikmati dunianya yang tak berwarna. Hanya dihiasi oleh hitam dan putih. Gadis itu bernama Watanabe Mayu.

***

"Hey Yuuko," kata-kata itu menghentikan lamunanku, seorang murid SMA bernama Ooshima Yuuko atau biasa dipanggil Yuuko. Dari tadi perhatianku hanya terpaku pada sebuah tumpukan buku yang berada tak seberapa jauh dari pandangan mata.

"Hari ini dia tidak datang lagi, Dia tidak disini lagi," Aku mulai membuka mulutku yang selama ini tertutup bagaikan terekat keras oleh lem. Kata-kata itu menarik perhatian sahabat karibku, Yuki Kashiwagi. Aku selalu memanggilnya dengan sebutan Yukirin.

Kali ini kedua pasang mata tersebut terfokus kepada tumpukan buku yang dihuni bangku kosong. Sudah berminggu-minggu pemilik buku tersebut hilang dalam pandangan mata seperti ditelan oleh bumi. Tampak jelas di mata, buku yang ada ditumpukkan paling atas tertulis "Watanabe Mayu".

Watanabe Mayu atau biasa dipanggil Mayuyu telah mengalami kecelakaan besar yang menyebabkan penggangguan dalam penglihatannya. Kejadian tersebut tepat terjadi 3 minggu lalu di dalam bis yang ditumpangi dalam perjalanan menuju pulang ke rumahnya. Sekarang keadaannya mulai membaik dan mulai bisa melihat kembali. Tapi Mayuyu belum mau untuk pergi ke sekolah. Setiap hari dia hanya mengurung diri di kamarnya yang dipenuhi oleh kumpulan boneka. Karena begitu banyaknya, mungkin bisa dikatakan kamar tersebut surga bagi para boneka. Berbeda dengan boneka tersebut yang beruntung, Mayuyu akhir - akhir ini selalu tampak murung diselimuti bayangan masa lalu yang selalu menghantuinya.

***

Aku pergi mengunjungi Mayuyu. Rumah Mayuyu begitu besar dengan pagar tinggi yang harus dilalui sebelumnya untuk memasuki rumah. Akan sulit bagi pencuri untuk mencuri rumah ini dengan pagar yang tinggi menjulang tersebut. Ditambah lagi system security yang sangat canggih yang tak memberikan kesempatan sekecil mungkin celah untuk masuk.

Aku hampir tersesat dalam rumah besar itu. Tapi untungnya segera kutemukan kamar Mayuyu. Kutatap muka Mayuyu yang terlihat begitu pucat. Aku segera memberikan amplop yang berisi catatan Mayuyu yang terabaikan di sekolah. Kulirik sesaat muka Mayuyu yang tampak tak tertarik dengan isi amplop itu. Mayuyu hanya membiarkan isi amplop tersebut jatuh berserakan diatas kasurnya yang empuk. 

Kualihkan perhatianku pada screen saver yang terdapat pada layar laptop Mayuyu. Sekumpulan foto-foto masa kecil Mayuyu dengan berpakaian motif kotak-kotak menghiasi layar itu. Aku hanya bisa tersenyum melihat begitu manisnya Mayuyu saat itu.

"Hey, mimpimu berwarna apa?" kata-kata itu mengalihkan pandanganku dari layar laptop.

"Mimpi yang Yuuko dapat, apa warnanya?" Mayuyu mengulangi kembali kata-katanya seakan-akan dia mengerti bahwa Aku tak mengerti apa maksud kata-katanya.

"Warnanya?" Aku berpikir sejenak, "Yah, entahlah."

"Warna mimpiku hitam dan putih. Mimpiku selalu... hitam dan putih. Tanpa warna lain sama sekali. Belum lama ini pun saat aku bangun tidur, semuanya masih terlihat tak berwarna. Kemana warna itu menghilang? Sepertinya aku sedang bermimpi."

Aku hanya bisa terdiam dan tak dapat mengeluarkan satu kata pun. Kulihat muka sedih yang tergambar jelas di muka gadis muda yang manis itu. Pasti ada yang bisa kulakukan untuk Mayuyu dalam benakku.

"Aku mengingingkan mesin waktu..."

"Eh?"

"Aku ingin kembali, meskipun hanya sebentar."

***

"Yah, sudah bagus dia masih bisa melihat."

"Sepertinya dia tidak makan apa-apa. Kedengar dia tidak mau makan makanan buatan orang lain. Dan juga dia sedang dalam kondisi yang buruk."

Yuuko dan Yukirin berjalan melewati rerumputan menuju ke sebuah apartemen. Meskipun di pandang dari sudut mana pun, apartemen itu tidak begitu istimewa. Bangunan kokoh tinggi berwarna putih dengan pola yang sama dihiasi jendela-jendela kecil. Pandangan mereka berdua hanya terfokus pada sebuah jendela kamar yang tertutup tirai. Mayuyu lahir di ruangan itu. Walaupun tempat itu sangat kecil dan sempit. Tapi disanalah tempat yang membawa begitu banyak kenangan bagi dirinya.

Mayuyu mulai berubah semenjak masuk ke sekolah menengah. Ayahnya memperoleh keuntungan yang besar dan mereka memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar. Tetapi, kebahagian mulai pergi dari kehidupan mereka. Hubungan Ayah dan Ibunya mulai merenggang dan Mayuyu bagaikan anak yang tersesat di dalam rumah besar. Ibunya pergi meninggalkan mereka dan tak pernah kembali lagi.

***

Dunia tanpa warna... Sekarang Aku malah memikirkannya. Sepertinya Aku pernah merasakannya juga di suatu tempat. Dunia yang kulihat di masa lalu. Saat aku mencoba mengingatnya, itu membuatku sakit. Tapi kenapa saat aku mencoba mengingatnya, Aku yakin saat itu Aku memutuskan sesuatu yang penting. Tapi apa itu?

Kupegang kepalaku berusaha berpikir apa yang telah menganjalku selama ini. Tapi bayangan yang mulai muncul hanyalah screen saver yang bertebaran di layar laptop Mayuyu. Tanpa sadar, kupikirkan bentuk motif kotak-kotak tersebut sangat mirip dengan pola yang ada pada apartemen. Entah dari mana datangnya kutemukan ide yang cemerlang yang mungkin bisa membawa Mayuyu kembali ke dunia yang penuh warna.

"Benar juga! Ayo kita buat mesin waktu," kata-kata itu menarik perhatian teman sekelasku. Mungkin mereka menganggapku sudah gila. Tapi, Aku serius dengan kata-kataku.

***

Mayuyu kembali tidur di kasurnya yang empuk. Tiba-tiba suara mengelegar datang menyambut tidurnya yang tenang. Mayuyu menoleh ke arah laptopnya, asal suara yang tak sedap di telinga. Di layar pun muncul tulisan "Mesin Waktu Telah Selesai. PC Hacking Bad Bad Sashihara.". Mayuyu semakin bingung melihatnya. Ini pasti ulah dari salah seorang temannya, Sashihara Rino. Sashihara memang jago dalam hal teknologi bahkan mungkin dia bisa menciptakan robot suatu hari nanti.

Mayuyu menoleh keluar jendela. Tampak disana Aku dan Yukirin berada dibawah sana menunggu kedatangannya. Mayuyu pun keluar rumah untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Bukan menjelaskan, kami malah membawa Mayuyu pergi menuju suatu tempat. Tempat yang sangat dirindukannya, rumah lamanya.

Kami bertiga pun berhenti tepat di belakang apartemen tempat Mayuyu tinggal dulu. Tampak muka Mayuyu merindukan tempat itu dicampur dengan rasa bingung yang membuat kedua temannya membawanya kemari.

"Sekarang baru pertunjukannya," kataku sambil tersenyum ke arah Mayuyu. 

Kujentikan jariku memberi sebuah tanda. Lampu pun menyala tepat diruangan dimana Mayuyu tinggal dulu. Tampak tirak dengan pola yang begitu manis yang menambah perhatian Mayuyu. Meskipun ia belum dengan sempurna bisa melihat warnanya tapi dia sangat kagum melihat keindahan itu. Perlahan-lahan lampu jendela dari ruangan yang lain juga ikut menyala dengan pola yang berbeda. Mayuyu semakin tertarik melihat pemandangan indah tersebut.

Kuangkat kedua tanganku kembali memberi sebuah tanda. Perlahan timbulah sebuah garis yang saling terhubung dari jendela kamar Mayuyu. Perlahan garis itu pun membentuk sebuah pola yang mirip dengan papan catur, motif kotak-kotak yang dipakai Mayuyu sewaktu kecil dulu. Mayuyu pun ingat kembali kebahagian yang telah pergi dari dirinya. Motif kotak-kotak tersebut berubah-rubah warnanya. Perlahan Mayuyu mulai mendapatkan kembali warna yang telah hilang dari hidupnya. Aku hanya bisa tersenyum senang melihat wajah ceria yang muncul dari wajahnya.

*************************************************************************************************************************

Baik, cukup sampai disini ceritanya.
Ya ampun, ternyata susah banget ya mengkonversikan sebuah video clip menjadi sebuah cerita. Sepertinya aku harus lebih banyak latihan agar bisa menciptakan karya yang lebih bagus. Gommen Ne, hanya seperti ini yang baru saya bisa buat, tapi lain kali akan kucoba yang lebih baik.
Ok nantikan cerita selanjutnya ya!!!
Jaa nee.....

1 komentar:

  1. aku belum selesai bacanya..
    otak saya ga nerima Jepang. *plakk!

    idk oh. idk oh..
    mgkin saya belum liat videonya, jadi sama sekali dk ngerti maksudnya.. T.T
    #dibakar.

    lanjutkan maman!!
    selamat belajar!! :D

    BalasHapus